STRATEGI DAN METODE DAKWAH PADA MASYARAKAT PANTAI
(Studi Tentang Peran Ulama Terhadap Masyarakat Pantura Di Kab. Indramayu)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indramayu merupakan daerah yang sangat kompleks, berbagai suku budaya dan agama yang berbeda berkumpul. Namun hubungan antar warganya terpelihara dengan baik. Dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Indramayu terletak pada 1070 52’ - 1080 36’ Bujur Timur dan 60 15’ - 60 40’ Lintang Selatan. Sedangkan berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan dataran atau daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0 – 2 %. Keadaan ini berpengaruh terhadap drainase, bila curah hujan cukup tinggi, maka di daerah-daerah tertentu akan terjadi genangan air. Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pulau Jawa, yang melalui 10 kecamatan dengan 35 desa yang berbatasan langsung dengan laut dengan panjang garis pantai 114,1 Km.
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang pesisir pantai utara P.Jawa membuat suhu udara di kabupaten ini cukup tinggi, yaitu berkisar antara 22,9 - 30 Celcius. Sementara rata-rata curah hujan sepanjang tahun 2007 adalah sebesar 1.590 mm dengan jumlah hari hujan 81 hari. Adapun curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Indramayu kurang lebih sebesar 2.022 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 102 hari, sedang curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Gantar kurang lebih sebesar 1.090 mm dengan jumlah hari hujan tercatat 88 hari.
Luas wilayah Indramayu yang tercatat seluas 204.011 Ha. Terdiri atas 112.194 Ha tanah sawah (55%) dengan irigasi teknis sebesar 72.347 Ha, 13.013 Ha setengah teknis, 4.197 Ha irigasi sederhana PU dan 2.381 Ha irigasi non PU sedang 18.777 Ha diantaranya adalah sawah tadah hujan. Sedang luas tanah kering di Kabupaten Indramayu tercatat seluas 91.817 Ha atau sebesar 45%.
.
Dengan luas wilayah 2.040.110 Km2, Kabupaten Indramayu merupakan sebuah wilayah administratif yang luas. Agar pembangunan dapat dirasakan secara merata maka diperlukan aparat pemerintahan untuk perencanaan dan pelaksanakan pembangunan. Selain aparat pemerintahan, peran aktif masyarakat adalah roda penggerak pembangunan. Dengan kinerja aparat pemerintahan yang baik diharapkan pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Kabupaten Indramayu saat ini memilik desa sebanyak 305 desa dan 8 kelurahan. Desa/Kelurahan tersebut tersebar di 31 Kecamatan, dimana pada tahun 2007 telah terjadi pemekaran wilayah yang menghasilkan 3 desa baru, yaitu Desa Tambak, Wanantara dan Karanglayung. Adapun batas wilayah Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut :
Utara : Laut Jawa
Selatan : Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon
Barat : Kabupaten Subang
Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Indramayu terdiri dari 2 Sekretariat, 3 Badan, 17 Dinas, 8 Kantor, 31 Kantor Kecamatan dan 8 Kantor Kelurahan dengan jumlah pegawai negeri sebanyak 11.911 orang. Jika dilihat dari Golongan Ruang Pegawai Negeri yang berada di Kabupaten Indramayu terdiri dari 80 pegawai golongan I, 1.884 pegawai golongan II, 4.942 pegawai golongan III dan 5.005 pegawai golongan IV. Sedang bila dilihat dari jabatan struktural/eselon tercatat sebanyak 960 pegawai menduduki jabatan struktural dari eselon IV B sampai eselon II A.
DPRD Kabupaten Indramayu masa bhakti 2004 – 2009 terdiri atas 4 fraksi dan 4 komisi dengan jumlah anggota dewan keseluruhan sebanyak 45 orang. Ditahun 2007 produk Peraturan daerah yang dihasilkan DPRD maupun Keputusan Ketua DPRD Kab Indramayu mengalami kenaikan dari 26 Keputusan DPRD dan 24 Keputusan Ketua DPRD di tahun 2006 menjadi 30 keputusan DPRD dan 15 Keputusan Ketua DPRD di tahun 2007. Walaupun tidak menunjukkan kinerja anggota dewan, frekuensi rapat tercatat sebanyak 58 rapat paripurna, 5 rapat kerja, 7 rapat komisi dan reses tercatat sebanyak 3 kali. Sedang kunjungan kerja mengalami penurunan dari 95 kali kunjungan kerja di tahun 2006 menjadi 44 kali kunjungan kerja di tahun 2007.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan penjabaran rencana kerja para penyelenggara pemerintahan daerah untuk kurun waktu satu tahun. Dalam bentuk yang paling ringkas, APBD dituangkan ke dalam suatu format yang memuat pengelompokan jenis transaksi berkaitan dengan rencana keuangan negara dalam kurun waktu satu tahun. Rasio PAD terhadap APBD Kabupaten Indramayu yaitu 6,58%, rasio ini mengukur kemandirian suatu daerah. Rasio Pajak dan Retribusi Daerah terhadap PAD tercatat sebesar 45,61%, Rasio PAD terhadap PDRB tercatat sebesar 0,17% dan PAD per kapita tercatat sebesar Rp. 27.771. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Karangampel yaitu sebesar 1.898 jiwa/ Km2, sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Cantigi 240 jiwa/ Km2.
Kondisi sosial budaya suatu masyarakat merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan pembangunan yang dapat dilihat secara kasat mata. Dari berbagai macam kondisi sosial budaya akan dirangkum dalam beberapa indikator, seperti indikator pendidikan, kesehatan, tingkat pendapatan, keluarga berencana, dan agama.
Kehidupan beragama diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 dan Sila Pertama Pancasila. Kehidupan beragama dikembangkan dan diarahkan untuk peningkatan ahlak demi kepentingan bersama untuk membangun masyarakat adil dan makmur.
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu Kabupaten dengan mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam. Pada tahun 2007 penduduk yang beragama Islam tercatat sebanyak 1.712.922 jiwa, sedangkan sisanya tersebar pada empat agama lain seperti Protestan tercatat sebesar 2.719 jiwa, Katolik 1.715 jiwa, Hindu 132 jiwa, Budha 282 jiwa dan Konghucu sebanyak 23 jiwa.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut pondasi adalah fasilitas kesehatan yang murah, representatif serta mudah diakses diharapkan dapat meningkatakan kesadaran untuk hidup sehat. Jumlah Puskesmas termasuk puskesmas pembantu di Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 116 unit. Jumlah paramedis yang bertugas di Kabupaten Indramayu pada tahun 2007 tercatat sebanyak 932 orang. Banyaknya dokter yang melayani penduduk Indramayu tercatat sebanyak 77 dokter (termasuk dokter gigi) angka ini jauh dari angka yang ideal, di tahun 2007 tercatat proporsi dokter terhadap penduduk menunjukkan angka, 1 dokter per 22.309 penduduk. Sedang proporsi bidan terhadap pasangan usia subur menunjukkan angka 1 bidan per 1.236 pasangan usia subur.
Pelaksanaan imunisasi pada tahun 2007 cukup berhasil, hal ini disebakan oleh tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi. Pada tahun 2007 jumlah akseptor KB mengalami kenaikan secara persentase dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur, pada tahun 2007 tercatat sebesar 290.311 akseptor dari 370.591 pasangan usia subur atau sebesar 78,34%. Sedang di tahun 2006 tercatat 269.131 akseptor dari 361.100 pasangan usia subur (74,53%). Indikator lain dari keberhasilan pembangunan manusia adalah kemajuan dibidang pendidikan. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu pada tahun 2007 untuk tingkat Sekolah Dasar jumlah sekolah tercatat sebanyak 880, murid sebanyak 193.959 orang, dan guru sebanyak 1.247. Kemudian di tingkat SLTP jumlah sekolah tercatat sebanyak 148, murid sebanyak 63.301 orang dan guru sebanyak 3.385 orang. Sedangkan di tingkat SLTA jumlah sekolah tercatat sebanyak 52, murid sebanyak 16.528 orang dan guru sebanyak 1.378 orang.
Letak Indramayu yang berada di pesisir pantai memiliki daya tarik tersendiri sebagai daerah wisata. Ada beberapa lokasi wisata yang berada di kabupaten Indramayu yaitu Pantai Tirtamaya, Koloni kera serta Pulau Biawak. Dari ketiganya, Pantai Tirtamaya merupakan lokasi wisata yang paling banyak diminati masyarakat sebagai lokasi wisata. Keadaan ini terlihat dari jumlah pengunjung yang cukup tinggi dibanding pengunjung pada lokasi wisata lainnya. Pada tahun 2006 jumlah pengunjung di pantai Tirtamaya tercatat sebesar 14.754 pengunjung mengalami penurunan dari 36.445 pengunjung di tahun 2007. Sarana lain yang turut menunjang kepariwisataan adalah adanya hotel. Jumlah hotel di Kabupaten Indramayu pada tahun 2007 tercatat 22 hotel dengan jumlah kamar sebanyak 389 kamar, sementara jumlah pengunjung tercatat sebanyak 45.787 orang dan jumlah tenaga kerja di bidang perhotelan ini tercatat sebesar 208 orang.
Manusia adalah individu yang berfikir dan mahluk sosial yang selalu ingin berkelompok dan bermasyarkat. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lepas dari proses interaksi.
Aktivitas-aktivitas sosial yang ada dalam masyarakat merupakan kelanjutan dari interaksi sosial , karena pergaulan sosial itu akan terjadi apabila orang-perorang atau kelompok manusia bekerjasama saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama.
Karena manusia adalah makhluk yang merdeka, dengan hakikat kemerdekaannya itu manusia menduduki tempat yang sangat terhormat. Terbukti dalam konsepsi Al-Qur’an posisi manusia begitu penting dapat terlihat manusia sebagai khalifah Allah, sebagai wakil Tuhan di muka bumi ini, dan predikat ini menggambarkan bahwa tuhan mempercayakan bumi kepada manusia.
Maka Islam datang sebagai Din Allah dan merupakan manhaj al hayat atau way of life . Oleh karenanya komunitas muslim yang berperan sebagai komunitas yang ditugaskan dari sendi-sendi moral iman, islam dan taqwa dapat direalisasikan dan difahami secara utuh dan padu. Karena masyarakat muslim bertindak sebaagai teladan di tengah-tengah arus globalisasi.
Islam adalah agama dakwah, maka Islam harus tersebar luas dan penyampaian tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam secara keseluruhan . Karena dakwah Islam bertujuan memancing dan mengharapkan potensi mereka bermakna dihadapan sejarah dan tuhannya.
Oleh karenanya, Islam adalah agama yang memandang penganutnya sebagai Da’i bagi dirinya. Dalam bahasa Islam tindakan menyebarkan dan menginformasikan pesan-pesan Islam ini merupakan esensi dakwah. Karena dakwah adalah pekerjaan mengkomunikasikan pesan Islam kepada manusia secara operasional .
Oleh sebab itu, dalam berdakwah harus mempunyai strategi dan metode dalam menyampaikan dan mengkomunikasikan pesan-pesan Islam dalam bentuk aktivitas dakwah. Maka tentunnya diperlukan suatu sistem manajerial komunikasi baik penataan perkataan maupun perbuatan yang dalam banyak hal sangat relevan dan terkait dengan nilai-nilai keIslaman, dengan kondisi seperti itu maka bukan saja penyampaian yang ditekankan namun ada hal lain yang lebih penting yaitu mencari materi yang cocok mengetahui psikologi objek dakwah, memilih metode yang representatif, dan menggunakan bahasa yang bijaksana dan sebagainya .
Disinilah pentingnya mengenal kondisi objek dakwah, karena kondisi dakwah objek dakwah antara satu dengan yang lain sangat berbeda. Maka begitu penting strategi dakwah dan metode dakwah untuk kesuksesan dan berjalannya pesan-pesan Islam pada masyarakat setempat.
Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah masyarakat nelayan atau masyarakat pantai yang kemudian menyebut dirinya orang pesisir. Masyarakat pantai yang notabene adalah para nelayan yang pola interaksinya selalu berkaitan dengan laut, karena menurut Nottingham tipe-tipe masyarakat ini merupakan masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral. Tipe masyarakat ini kecil, teriolasi, dan terbelakang. Dan agama merupakan alat persatuan masyarakat dan pengaruh sakral sangat kental terhadap nilai-nilai masyarakat tersebut.
Disinilah karakter masyarakat pantai yang terbelakang yang mengedepankan niali-nilai spiritualitas dalam aktivitas sosialnya. Menurut Dadang Kahmad golongan masyarakat nelayan mempunyai mata pencaharian yang bergantung pada keramahan alam. Jika musim sedang bagus, tidak ada badai, boleh jadi tangkapan ikannya melimpah. Biasanya pada waktu-waktu tertentu ada semacam upacara untuk menghormati penguasa laut. Karena masyarakat nelayan termasuk tipe masyarakat terbelakang, yang nilai-nilai sakral sangat memasuki sistem nilai masyarakat. Maka dalam penyampaian ajaran agama kepada mereka, hendakalah dengan cara yang sederhana dan memakai contoh-contoh yang biasa diambil dari lingkungan alamnya.
Masih menurut Dadang Kahmad , bahwa peranan pemimpin agama harus diorentasikan pada upaya-upaya manusia yang bersifat utuh dan serasi antara kemajuan aspek lahiriyah dan kepuasan aspek batiniyah. Dan keterlibatan para pemimpin agama dalam kesiapan ini sangat luas, bukan saja tebatas dalam pembangunan ruhani saja, tetapi juga dapat berperan sebagai motivator, pembimbing, dan pemberi landasan etis dan moral, serta menjadi mediator dalam seluruh aspek kesiapan pembangunan.
Dalam pemahaman kultural kepemimpinan ulama lebih di persepsikan sebagai kepemimpinan karismatik atau kepemimpinan tradisional. Karena pemimpin yang karismatik adalah pemimpin yang dihormati dan dipatuhi oleh masyarakatnya . Karena pemimpin agama memiliki sifat personal yang luar biasa dan mempunyai kredibilitas (kewibawaan) sehingga mendapat pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat.
Indramayu yang letak geografisnya berada di pantura (pantai utara) yang penduduknya bermata pencaharian bertani dan nelayan, yang utamanya adalah bergantung pada alam. Masyarakat nelayan yang ada di indramayu selalu bergantung pada alam yaitu laut. Faktor cuaca tidak bisa diprediksikan kapan cuaca bagus dan kapan cuaca buruk.
Maka dari itu masyarkat pantai di Indramayu mempunyai karakter yang sakral terhadap hal-hal mistis yang diluar jangkauan mereka dengan kepatuhan kepada pemimpin agama dalam hal ini ulama yang berpengaruh disana.
Disinilah peran ulama dalam mengemban misi dakwah Islam di kab. Indramayu, dengan berbagai strategi dakwanya yang berperan sebagai motivator pembimbing, mediator, serta pembangun aspek lahiriyah dan ruhaniyah masyarkat pantai di kab. Indramayu.
Maka penelitian di fokuskan pada strategi dakwa yang kemudian peneliti mengambil judul “ SETRATEGI DAN METODE DAKWAH PADA MASYARAKAT PANTAI “ (Penelitian Terhadap Masyarakat Pantura Di Kab. Indramayu).
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan uraian dalam latar belakang masalah, maka terlihat bahwa di satu sisi masyarakat pantai yang memiliki waktak keras mampu menerapakan ajaran-ajaran keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Sementara di sisi lain ada keterkaitan ajaran-ajaran keislaman yang terbalut pada tradisi lokal. Kemudian begitu kentalnya nuansa keislaman ini tidak terlepas dari metode dakwah para ulama di masyarakt pantai Indramayu. Oleh Karena itu di ajukan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana kehidupan masyarakat pantai di Indramayu?
2. Bagaimana strategi dan metode dakwah untuk masyarakat Pantai di Indramayu?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kehidupan masyarakat pantai di Indramayu
2. Mengetahui strategi dan metode dakwah masyarakat pantai di Indramayu?
D. Kerangka Pemikiran
Islam adalah agama dakwah yang menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwahnya. Karena kesiapan ini merupakan aktivitas yang tidak pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus melekat dalam situasi dan kondisi apapun. Maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya .
Oleh sebab itu, agar dakwah dapat mencapai sasaran maka diperlukan strategi dan metode Dakwah yang benar-benar relevan dengan kondisi masyarakat. Dakwah adalah ajakan yang dilakukan untuk membebaskan individu dan masyarakat dari pengaruh eksternal nilai-nilai syaithaniyah dan kejahaliyahan menuju internalisasi nilai-nilai ketuhanan .
Dakwah adalah upaya kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah yang sesuai fitrah secara integral, baik melalui kegiatan lisan dan tulisan atau kegiatan nalar dan perbuatan, sebagai upaya pengejawantahan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran prinsipal dan universal yang menjadi kegiatan nyata dalam kehidupan sosial budaya sehari-sehari, serta berupaya mencegah dan menjauhkan ha-hal yang memang secara fitri ditolak dan diingkari oleh nurani dan terwujudnya umat pilihan .
Dari pemahaman mengenai dakwah tadi, maka dakwah menempati posisi sangat penting, namun harus dilakukan dengan strategi dan metode yang tepat. Strategi dan metode dakwah harus pada prinsip-prinsip Al-Quran surat An-Nahl: 125.
اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Dari pemahaman diatas maka metodenya adalah mencakup 3 aspek yaitu Bil Hikmah (mencegah), Al-Mauidzah Al-Hasanah (nasihat yang baik), Al-Mujadalah Bi Al-Lafihiyah Hasan (dialogis).
Disinilah letak strategi dan metode dakwah membutuhkan seorang Da’i (komunikator) yang mau menempuh aktivitas dakwahnya untuk mencapai hal tinggi terhadap orang lain, tidak pernah memaksa dan memperkosa hak-hak orang lain . maka dari itu sebagai pemimpin agama (ulama) yang memberikan pesan-pesan dakwah pada masyarakat haruslah mempunyai kewibawaan.
Oleh sebab itu, peranan ulama sebagai motivator pembimbing serta mediator harus mempunyai strategi dan metode dakwah karena setiap masyarakat mempunyai karakter masing-masing. Menurut Dadang Kahmad peran pemimpin agama (ulama) yaitu .
1. Pemimpin Agama Sebagai Motivator
Para pemimpin agama (ulama) sebagai motivator pembangunan sudah banyak diakui terbukti di masyarakat. Dengan kharismanya ulama dapat berperan aktif dalam mendorong suksesnya kegiatan-kegiatan pembangunan. Dorongan-dorongan yang diberikan para ulama terhadap masyarakat lambat laun telah melahirkan perubahan pandangan di masyarakat yang bersifat positif.
2. Pemimpin Agama Sebagai Pembimbing moral
Dalam kenyataanya para ulama aktif dalam meletakkan landasan moral, etis, dan spiritual serta peningkatan pengamalan agama, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Sifat-sifat ulama yang mempunyai kepribadian religius seperti adil, jujur, taat ajaran agam islam, itu kemudian ditiru oleh masyarakat.
3. Pemimpin Agama Sebagai Mediator
Ulama dalam hal ini sebagai wakil masyarakat dan sebagai pengantar dalam menjalin kerja sama yang harmonis diantara banyak pihak dalam rangka melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat.
Inilah pentingnya seorang ulama dalam menyampaikan ajaran-ajaran islam melalui strategi dan metode dakwahnya. Karena tidak bisa pungkiri bahwa masyarakat tipe nelayan atau yang tinggal di wilayah pantai mempunyai karakter yang religius dan sakral yang hidupnya bergantung pada alam oleh karena religiusnya, masyarakat pantai selalu patuh pada pemimpin agama (ulama) karena itulah ulama mempunyai peran enting dalam menyebarkan dakwah islam pada masyarakat khususnya masyarakat pantai.
E. Metode Peneltian
1. Sumber data
Sehubungan penelitian ini merupakan penelitian terhadap masyarakat pantai maka harus dilakukan kajian pustaka dan observasi lapangan. Data kepustakaan konsep-konsep tentang masyarakat pantai, data masyarakat Indramayu sebagai sumber rujukan primer yaitu Data bes Indramayu Dalam Angka, Data Monografi Masyarakat Indramayu, dan kajian buku-buku yang berkaitan dengan masyarakat pantai. Sedangakan teknik observasi digunakan mengikat dari keseluruhan data yang harus dikumpulkan, diduga terdapat sebagian di antaranya melalui pengamatan di masyarakat Eretan Wetan, Masarakat Karang song, Masyarakat Dadap, Masyarakat Krangkeng yang masih masuk wilayah Indramayu yang meliputi kondisi objektif lokasi peneliatian.
2. Teknik Analisi Data
Adapaun teknis analisis data tersebut, penulis mengikuti data yang yang di anjurkan oleh Heberman, yaitu: pertama, reduksi data, display dan verivikasi data. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan di tempuh adalah sebagai berikut:
a. Melakukan Kajian Pustaka terhadap data monografi masyarakat Indramayu, dan data Indramayu dalam angka. Sebagai analisis terhadap pertumbuhan masyarakat Indramayu.
b. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika penulisan yang penulis lakukan adalah sebagi berikut:
Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penelitian dan langkah-langkah penelitian.
Bab II Penjelasan latar historis dan kondisi objektif masyarakat pantai di Indramayu serta norma-norma adat yang berkembang.
Bab III Metode dakwah yang di terapkan oleh para ulama untuk menyebarkan Islam di daerah pantai wilayah Indramayu.
Bab IV Penutup, adalah tahapan terakhir berupa kesimpulan yang menyimpulkan bahasan yang di ambil dari pokok-pokok uraian bahasan ini.
Demikina tahapan penelitian yang penulis lakukan, dengan melihat masalah-masalah tersebut diharapakan dapat membantu menganalisis terhadap kehidupan bermasyarakat.
Daftar Pustaka
Abdurrahman Ibn Khaldun, Muqaddimah, terj.Ahmadi Thoha,Pustaka Firdaus, 1986;3-13
Ahmad Amin, Fajr al-Islam, Maktabah wa Mathba’ah Sulaiman Mar’i, Singapura, 1965
Abdurrahman al-Bazzaz, Islam dan Nasionalisme Arab, dalam John J.Donohue dan John
Abdul Badi Shaqar, Bagaimana Dakwah. Jakarta: Media Dakwah,1988
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Rajagrafindo, 2004
Asep Muhiddin, Dakwah Dalam Perspektif Al-Quran. (Bandung: Pustaka Setia,2002
Bahtiar Effendi, Islam dan Negara, Penerbit Paramadina, Jakarta,1998
Bassam Thibi, Arabs and Nationalism, New York, Harper and Row 1992
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006
Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, Rajawali Press, Jakarta,1986
Encarta Deluxe 2004 Microsoft Encyclopedia; Geo-politik
Faizah, dan lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah.Jakarta: kencana, 2006
Fritjof Capra, Titik Balik Peradaban;sain, masyarakat dan kebangkitan kebudayaan, terj.M Thoyibi,
Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, 2000
Harm J. de Blij, Systematic Political Geography, John Wiley&Sons, Inc. New York,1967
Ira M.Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam jilid I, Rjagrafindo, 1999
Jurzi Zaidan, History of Islamic Civilization, Kitab Bhavan,1979
John L.Esposito (ed), The Oxford History of Islam, Oxford University Press, 1999
Kuntowidjoyo, Metodologi Sejarah, Tiara Wacana, edisi kedua Jogjakarta, 2003
Lester Kurtz, Gods In The Global Village; the World’s Religion in Sociological Perspective, Pine Forge
Press, London,1995;81
Marshall G.S.Hodgson, The Venture of Islam, terj.Mulyani Kertanegara,Paramadina Press,
Jakarta,1999
Mahsyur Amin, Dakwah Islam Dan Pesan Moral. Jakarta: Al-amin press,1997
Muhamad Tholhah Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosio kultural. Jakarta: lanta baru press,2005
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: rahmat semesta,2009
Muzzier Suparta Dan Harjani Hefni, Metode Dakwah. Jakarta: kencana, 2009
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Paramadina Press, 1990
Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, terj.Mestika Zed dan Zulfami, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta, 2003
Philip K. Hitti Islam and The West, Sinar Baru Bandung, 1983;7-9
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2005)
Seyyed Hossain Nasr,Ideals and Realities of Islam, Mandala Paper Back,1979
--------------------------, Islamic Life and Thought, Unwin Paperback, London, 1982
Sachiko Murata, The Tao of Islam, terj. Rahmani AstutiMizan Bandung, 1999;93-95
Syed Ali Alattas, Islam dan Budaya Melayu, Mizan,1989
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Gramedia, Jakarta, 1993
Samuel P. Huntington, Benturan Antara Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia, terj.M.Sadat
Ismail, Qalam Pustaka Pemikiran, Yogyakarta, 2000
Sutan Takdir Alisyahbana, Antropologi Baru, Dian Rakyat, 1986
Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam, terj.Nawawi Rambe, Penerbit Widjaya, Jakarta,1980
Minggu, 20 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar